Minggu, 14 Desember 2014

MEDIA PEMBELAJARAN
oleh Dr. Suranto, M. Pd.



1.    Fungsi Media Pembelajaran

*      Memperjelas penyajian pesan (dari konsep yang abstrak ke yang konkret) sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalistis
*      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya:
        Obyek yang terlalu besar dapat diganti dengan realitas, gambar, film bingkai, model;
        obyek yang terlalu kecil dibantu dengan OHP trasparansi, film bingkai, film atau gambar;
        Kejadian atau peristiwa masa lampau dapat ditampilkan kembali melalui rekaman video, film, dan foto;
        Obyek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan diagram, bagan, atau skema;
        Konsep yang terlalu luas dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.
        Melalui penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Dengan demikian, penggunaan media pengajaran dapat
*      menimbulkan gairah atau rangsangan belajar, 
*      meningkatkan interaksi secara langsung antara siswa dengan lingkungan nyata (sumber belajar), dan
*      Memungkinkan siswa belajar mandiri menurut kecepatan, kemampuan, dan minat-minat baru.
*      media pembelajaran dengan kemampuannya dapat memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama
        Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu bagi siswa.
        Membantu tumbuhnya pengertian  à  membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
        Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman dalam cara belajar.
        Memberikan pengalaman yang menyeluruh, yang konkret lambat laun berintegrasi menjadi pengertian atau kesimpulan-kesimpulan yang abstrak.


2.    Prinsip Penggunaan Media
  • Tidak ada satupun teknik atau strategi dan media pembelajaran yang harus dipakai tanpa melibatkan strategi dan media lainnya à multi media
  • Tidak ada satu mediapun yang dapat sesuai dan cocok untuk segala macam kegiatan belajar
  • Media tertentu cenderung lebih tepat dipakai untuk tujuan pembelajaran tertentu dibandingkan dengan media lain
  • hendaknya dilakukan persiapan secara cermat
  • sebaiknya siswa telah dipersiapkan sebelumnya dan siswa juga harus diperlakukan sebaik-baiknya
  • Media perlu diusahakan agar dapat menjadi bagian integral dari sistem pembelajaran
  • Jangan sekali-kali menggunakan media untuk sekedar pengisi waktu yang telah kosong dengan tujuan rekreasi (hiburan)

  • sebaiknya siswa telah dipersiapkan sebelumnya dan siswa juga harus diperlakukan sebaik-baiknya
  • Media perlu diusahakan agar dapat menjadi bagian integral dari sistem pembelajaran
  • Jangan sekali-kali menggunakan media untuk sekedar pengisi waktu yang telah kosong dengan tujuan rekreasi (hiburan)

3.    Jenis-jenis Media Pembelajaran
  1. Media Asli dan Media Tiruan
  2. Media Grafis (bagan, grafik, poster, karikatur, gambar, komik, cerita gambar bersambung)
  3. Media papan
  4. Media yang disorot
  5. Media dengar
  6. Media pandang dengar
  7. Media cetak
  8. Komputer/internet

JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
(Nana Sudjana)
  • Media Grafis: bagan, diagram, grafik, poster, kartun, diagram, foto.
  • Media tiga dimensi: model, diorama.
  • Media Proyeksi: film, OHP, film strip, slide, LCD.
  • Media Audio: tape recorder, radio.
  • Lingkungan

v Jenis-Jenis Media Pembelajaran Sejarah
  • Peninggalan Sejarah
  • Model: diorama, maket, replika candi, patung
  • Peta: atlas, peta dinding, peta sketsa, peta lukisan
  • Ruang sejarah
  • Media Audio: tape recorder, radio
  • Media Audio visual : TV, film, video
  • Media Proyeksi: film, OHP, film strip, slide, LCD
  • Media modern: komputer dan internet
  • Media Cetak: Buku, majalah, koran
  • Media Grafis: bagan, diagram, grafik, poster, kartun, diagram, foto.
4.    Kriteria Pemilihan Media
  • Ketepatan dengan tujuan.
  • Dukungan terhadap isi mata pelajaran.
  • Kemudahan memperoleh media.
  • Keterampilan dan kemampuan guru.
  • Ketersediaan waktu
  • Kesesuaian dengan taraf berpikir siswa

  • Hal yang perlu diperhatikan daTergantung pada tujuan pembelajaran, kemudahan penggunaan, kemampuan guru
  • Fungsi dan peran media, bukan kecanggihan
  • Buatan siswa
  • ketepatanlam penggunaan media
  • Memiliki pemahaman tentang jenis, manfaat, kriteria pemilihan, kemampuan menggunakan dan tindak lanjutnya.
  • Keterampilan dalam membuat media
  • Keterampilan dalam menilai efektivitas

Rabu, 18 Desember 2013



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.
Kerajaan Singasari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara yang didirikan oleh Ken Arok. Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari daerah Tumapel, yang di kuasai oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan yang subur di wilayah Malang dengan pelabuhan bernama Pasuruan. Dari daerah inilah Kerajaan Singasari berkembang dan bahkan menjadi sebuah kerajaa besar di Jawa Timur. Perkembangan pesat yang di alami oleh kerajaan Singasari ini setelah berhasil mengalahan Kerajaan Kendiri dalam pertempuran di dekat Ganter tahun 1222 M. Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja Kertanegara (1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama Dharmottunggadewa.
Ken Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah Tunggul Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istrinya, Ken Dedes. Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken Arok, Ken Dedes telah mempunyai anak bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja Singasari (1227-1248). Raja terakhir Kerajaan Singasari adalah Kertanegara.




1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan materi yang kami miliki maka kami akan mebahas mengenai beberapa hal yang terangkum dalam rumusan masalah berikut:
1.      Dimanakah letak kerajaan Singasari?
2.      Siapa saja raja-raja yag pernah memimpin di kerajaan Singasari?
3.      Bagaimana kehidupan di kerajaan Singasari?
4.      Apa hubungan kerajaan Singasari dengan Kerajaan Majapahit?
5.      Mengapa kerajaan Singasari bisa runtuh?
1.3  Tujuan
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk:
1.      Untuk mengetahui letak Kerajaan Singasari
2.      Untuk mengetahui siapa saja yang pernah memimpin Kerajaan Singasari
3.      Untuk mengetahui kehidupan di Kerajaan Singasari
4.      Untuk mengetahui hubungan Kerajaan Singasari dengan Majapahit
5.      Untuk mengetahui penyebab runtuhnya Kerajaan Singasari
1.4  Manfaat
Makalah ini kami buat dengan beberapa harapan diantaranya:
1.      Untuk memberikan pengetahuan baru bagi para pembaca tentang Kerajaan Singasari
2.      Untuk memberikan pengetahuan baru tentang Kehidupan pada waktu Kerajaan Singasari berkuasa









BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Letak Kerajaan Singasari
Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singhasari yang sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakretagama, ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja.
Pada tahun 1253, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama Kertanagara sebagai yuwaraja dan mengganti nama ibu kota menjadi Singhasari. Nama Singhasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Maka, Kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan nama Kerajaan Singhasari.
Nama Tumapel juga muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-pan.
Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.
Pada tahun 1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel, namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kadiri.
Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang melawan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.
2.2 SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN SINGASARI
Ada dua versi yang menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini. Versi pertama adalah versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu. Pararaton menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang digantikan oleh Anusapati (1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292 M. Sementara pada versi Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah Rangga Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya adalah Anusapati, yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah Kertanagara (1254–1292 M). Data ini didapat dari prasasti Mula Malurung.
1. Ken Arok (1222–1227 M)
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang sekaligus juga menjadi Raja Singasari yang pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227 M). Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.
2. Anusapati (1227–1248 M)
            Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
3. Tohjoyo (1248 M)
Dengan meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.
4. Ranggawuni (1248–1268 M)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Ppemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254 M Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.

5. Kertanegara (1268-1292 M)
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria Wiaraja. Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain. Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan Arca Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja Kertanegara. Selain menguasai Melayu, Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura (Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan persahabatan dengan raja Champa,dengan tujuan untuk menahan perluasaan kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol. Kubilai Khan menuntut raja-raja di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang dipertuan. Kertanegara menolak dengan melukai muka utusannya yang bernama Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar dan bermaksud menghukumnya dengan mengirimkan pasukannya ke Jawa. Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan Mongol maka Jayakatwang (Kediri) menggunakan kesempatan untuk menyerangnya. Serangan dilancarakan dari dua arah, yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan merupakan pasukan inti.

Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil masuk istana dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar istana. Kertanaga beserta pembesar-pembesar istana tewas dalam serangan tersebut. Ardharaja berbalik memihak kepada ayahnya (Jayakatwang), sedangkan Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta perlindungan dan bantuan kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan dan mengabdi kepada Jayakatwang. Raden Wijaya diberi sebidang tanah yang bernama Tanah Tarik oleh Jayakatwang untuk ditempati. Dengan gugurnya Kertanegara maka Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Ini berarti berakhirnya kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara kemudian didharmakan sebagai Siwa––Buddha (Bairawa) di Candi Singasari. Arca perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog yang sekarang berada di Taman Simpang, Surabaya.
2.3 KEHIDUPAN DI KERAJAAN SINGASARI
Dari segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun. Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Banyak daerah-daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian karena ia larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri dan luar negeri.
Politik Dalam Negeri:
1.      Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani, dll.
2.      Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya.
3.      Memperkuat angkatan perang.


Politik Luar Negeri:
1.      Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
2.      Menguasai Bali.
3.      Menguasai Jawa Barat.
4.      Menguasai Malaka dan Kalimantan.
Berdasarkan segi budaya, ditemukan candi-candi dan patung-patung diantaranya candi Kidal, candi Jago, dan candi Singasari. Sedangkan patung-patung yang ditemukan adalah patung Ken Dedes sebagai Dewa Prajnaparamita lambing kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam wujud patung Joko Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Kertanegara (kedua patung kertanegara baik patung Joko Dolog maupun Amoghapasa menyatakan bahwa Kertanegara menganut agama Buddha beraliran Tantrayana).

2.4 RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASARI
Sebagai sebuah kerajaan, perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung singkat. Hal ini terkait dengan adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kekuasaan. Pada saat itu Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa. Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam serangan itu Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singasari pun berakhir.



2.5  HUBUNGAN KERAJAAN SINGASARI DENGAN MAJAPAHIT
Pararaton, Nagarakretagama dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya, cucu Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanegara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiararaja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit. Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa. Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singasari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.









BAB 3. PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Dari uraian materi diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan jika:
1. Kerajaan Singasari itu terletak di daerah Tumapel, yang di kuasai oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan yang subur di wilayah Malang dengan pelabuhan bernama Pasuruan. Dari daerah inilah Kerajaan Singasari berkembang dan bahkan menjadi sebuah kerajaa besar di Jawa Timur.

2. Kerajaan Sigasari dipimpin oleh raja-raja termasyur seperti : Ken arok, Anusapati, Tohjoyo, Ranggawuni dan Kertanegara.

3.Dari segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun dan seringkali mengalami berbagai masalah, namun hal itu selalu bisa di atasi.

4.  Runtuhnya Singasari diawali dengan  adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kekuasaan.

5.  Hubungan antara Singasari dan Majapahit adalah setelah Singasari runtuh maka di bangunlah kerajaan Majapahit sebagai kelanjutannya.








DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singhasari
Erwin, Tuti nuriah. 1990.  Asia Selatan dalam Sejarah. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 
T. S. G, Mulya. India Sedjarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan. (tjetakan kedua). Jakarta: Balai Pustaka. 1952